Abstraksi
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Desember 2018 adalah sebesar 101,74 atau naik sebesar 0,81 persen dibanding November 2018 yang tercatat sebesar 100,92. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 1,51 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,69 persen.
Semua subsektor mengalami peningkatan NTP: perikanan (1,20%), tanaman pangan (1,11%), holtikultura (0,79%), tanaman perkebunan rakyat (0,63%), peternakan (0.23%).
Beberapa komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga/penyumbang peningkatan It : tanaman pangan: ketela pohon, kacang tanah, ubi jalar; tanaman holtikultura: cabai rawit, cabai merah, petai jahe, pisang, jeruk, duku/langsat; tanaman perkebunan rakyat: cengkeh, pala biji, kelapa, kopi; peternakan: babi, kambing, domba, ayam buras; perikanan: ikan tongkol, ikan cakalang, ikan selar, ikan kembung, ikan teri, ikan kuwe, ikan gulamah, ikan julung-julung, ikan kerapuh, ikan biji nangka, ikan japuh, ikan tuna, teripang, dan rumput laut.
Provinsi Maluku mengalami inflasi perdesaan pada Desember 2018 sebesar 0,77 persen, rangking ke-9 dari 33 provinsi selindo. Penyebab utamanya adalah naiknya IKRT kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, (1,35%).
10 Komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku Desember 2018: cabai rawit, bawang merah, beras, ikan cakalang, teri, telur ayam ras, cabai merah, buncis, tomat buah, cumi-cumi
Komoditas dengan andil terbesar terhadap peningkatan indeks BPPBM pada Desember 2018 adalah pompa/mesin, penyedot air, terpal, tali nulon/plastik, oli, dedak, solar, sewa lahan ladang, bensin, insektisida, parang.
NTUP Maluku Desember 2018: 124,57 naik 1,15%. Subsektor tanaman holtikultura masih diposisi, NTUP tertinggi sebesar 138,27.